Wednesday 6 May 2015

Pekerjaan Panas (Hot Work)

Key Point : Compressed Gas Safety , Work Permit, Fire Wacth, PJHA / HIRARC

Pekerjaan panas dalam hal ini yaitu pengelasan, pemotongan (cutting wheel,gerinda,oxy-acy dll), penghalusan baja, brazing dll yang menimbulkan panas / api. Bahaya yang ditimbulkan antara lain :

1. Health Hazard. Bahaya terhadap kesehatan disebabkan paparan fume, dust, gases dan radiasi ion yang disebabkan oleh pekerjaan ini antara lain heavy metal poisoning, lung cancer, metal fume fever, flash burn dan lain-lain. 
Temperatur yang ditimbulkan oleh pekerjaan arc dapat mencapai 6000 derajat fahrenheit (3300 derajat celcius). Intensitas ultraviolet dan infra red dapat membahayakan tukang las maupun orang yang ada didekatnya. 
Sering juga terjadi paparan api yang mengenai tubuh pekerja yang mengakibatkan luka bakar ekstrim. Kasus Fatality juga pernah terjadi pada drum atau kontainer yang meledak akibat pekerjaan panas dimana ada kombinasi volatile dari panas dan gas.

2. Cylinder Hazard. Ketika tabung gas digunakan, sudah tentu harus diposisikan berdiri, diikat dengan rantai atau yang kuat, atau dalam rak. Meletakkan tabung juga harus terbebas dari bahaya kejatuhan material. 
Terdapat cara untuk memindahkan silinder yang aman.
a. Valve protection Caps harus terpasang, jika tidak, maka harus berada dalam gerobak (cart).
b. Silinder jika di erection harus berada pada pallet atau rak. Tidak dibenarkan jika menaikkan silinder dengan menggunakan webbing/wire sling/Magnet/Chocker Sling.
c.  Dipindahkan dengan menggunakan kendaraan khusus dan dalam kondisi berdiri. Tidak dibenarkan memindah dengan cara menendang /  menidurkan / mengangkat menggunakan forklift dalam posisi tidur.

Cutting Torch
Posisi aman pada storage oxygen/fuel cylinder yaitu 20 feet / 6,1 meter dari flammable atau kombustibel material. Tempat penyimpanan juga harus terdapat tanda peringatan. contoh seperti dibawah ini.
Hasil gambar untuk oxygen storageHasil gambar untuk oxygen acetylene storage

Pekerjaan dengan penggunaan gas silinder harus delengkapi dengan flashback arrestor. Hasil gambar untuk flashback arrestorGambar ini menunjukkan pemasangan gas silinder yang dilengkapi dengan flashback arrestor.Flashback sendiri berfungsi untuk menghalau api untuk kembali masuk kedalam silinder. Hal ini berperan penting untuk mengurangi potensi peledakan pada gas silinder. Dibawah ini adalah gambar fungsi dari flashback arrestor.Hasil gambar untuk flash back arrestor system

 Colour Coding. Pada alat cutting, pewarnaan sudah terstandarkan, bahwa hijau/biru untuk oksigen dan merah untuk acetylene.

Arc Welding
Inspeksi peralatan mutlak harus dilakukan saat akan menggunakan peralatan pengelasan. Kabel haruslah terisolasi penuh dan tidak ada luka/defect/burn/heat dan bertipe fleksibel.

Hasil gambar untuk arc weldingHasil gambar untuk arc welding

Fire Prevention
sebelum melakukan hot work pada drum/pipa/ hollow structure yang terdapat kontaminasi toxic atau flammable material maka
a. Lakukan pengisian/penyemprotan dengan air dibagian dalam
b. Pastikan bersih, ventilasi ada, dan lakukan test pada gas

Ventilasi dan proteksi
a. Ventilasi harus berfungsi normal untuk pengeluaran asap hot work dan pastikan masih berada pada NAB.
b. Jika melakukan hot work pada confined space harus menggunakan ventilator mekanik atau penggunaan exhaust (blower)
c. Jika pemasangan ventilator mengganggu akses confined space, maka air line dan attendant dibutuhkan sebagai sirkulasi.


Grinding / Cutting
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah Cover guard atau alat pelindung putaran. Jika alat tersebut tidak ada, maka otomatis tidak layak untuk digunakan.
Hasil gambar untuk gerindaHasil gambar untuk gerinda


Alat Pelindung Diri
Bahwasannya APD adalah hierarki kontrol bahaya yang terakhir, namun sangat bermanfaat untuk mengurangi potensi terjadinya kecelakaan. Pada kegiatan hot work, APD wajib antaralain
a. Face Shield, Welding helmet
b. Respirator / Masker
c. Apron / Pakaian tahan api
d.Sarung tangan kulit
e. Safety shoes
Dan sarana proteksi berupa APAR (Fire Extinguisher), fire blanket, barricade serta pakain kerja berbahan jeans. Rompi kerja tidak disarnankan untuk digunakan selama proses pengelasan.

Fire Wacth
Petugas pengamat api harus benar-benar memastikan tidak ada sisa api, sekam / bara yang tersisa dari pekerjaan panas. minimum 60 menit setelah pekerjaan harus dipastikan algi tidak ada api/bara karena sering kali terjadi kebakaran karena timbulnya bara.

Hot Work Permit
Ijin kerja Panas diperlukan apabila pekerjaan dilakukan diarea yang berpotensi kebakaran atau ledakan maupun dalam area konstruksi dikarenakan kompleksnya pekerjaan. Hal ini memudahkan pengawas lapangan untuk mengontrol area dimana ada pekerjaan panas. Permit ini juga harus disertai dengan Pre-job  hazard assesment / Hirarc untuk memastikan proses kerja dapat berlangsung dengan aman dan selamat.


Steel Erection (Part 3 - Menghitung Jarak Jatuh Aman)

Lanjutan..

Hasil gambar untuk life line 





Cara Menghitung Jumlah Jarak Jatuh 
Total Jarak Jatuh (TJ) didefinisikan sebagai jumlah dari Jarak Jatuh Bebas (JB), Jarak Perlambatan (JP), Harness Efek (H), dan pemanjangan Vertikal (V). Tidak lupa untuk memasukkan faktor keamanan (SF). Total Jarak Jatuh dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut: 
TJ = JB + JP + H + V + SF

Mengetahui bagaimana menghitung total Jarak Jatuh adalah sama pentingnya dengan memilih harness yang tepat, lanyard, konektor dan titik anchor sesuai dengan tugas spesifik yang harus dilakukan. Sebelum menghitung total Jarak Jatuh, sangat penting untuk memahami definisi variabel yang terlibat dalam rumus di atas.

Jarak Jatuh Bebas(JB): Jarak yang dihitung berdasarkan jarak dari titik anchor hingga D-ring pada full body harness. Ohsa mebatasi jarak ini 6 feet. Untuk menjamin bahwa jarak jatuh bebas pada posisi minimum, pastikan anchorage berada jauh diatas D-ring full body harness yang digunakan.Tinggi badan juga mempengaruhi jarak jatuh bebas dikarenakan posisi d-ring adalah dibawah kepala kita. Jadi untuk jarak jatuh bebas harus dikurangi minimum 1 feet / 30 cm.
 
Jarak Perlambatan (JP): Jarak vertikal pekerja saat aktivasi Sistem fall protection berfungsi dan penahanan jatuh akhir (panjang lanyard absorber). OSHA membatasi panjang ukuran absorbing sekitar 3,5 feet atau kurang. DD bahwa setiap kejutan -absorbing perangkat penangkapan jatuh akan Izin biasanya tertera pada label produk.

Harness Efek (H): Daya lentur/regang harness saat penangkapan jatuh, biasanya memanjang satu kaki atau kurang. Namun, beberapa pabrikan menggunakan elastis-jenis anyaman yang dapat meningkatkan efek harness untuk dua kaki atau lebih.

Vertikal Pemanjangan (V): peregangan pada lanyard dan absorber sistem. Pemanjangan vertikal diukur pada bagian anchorage / life line (exp wire sling / rope) dan pada absorber, yaitu tegangan selama perlambatan dan posisi jatuh terakhir. Variabel ini akan berubah drastis tergantung pada jenis fall arrester yang digunakan. Misalnya, kebanyakan shock absorber lanyard dirancang untuk memiliki jarak perlambatan maksimum 3,5 ',yang meliputi perpanjangan vertikal lanyard. Tetapi jika menggunakan sistem horizontal life line, vertikal elongasi harus dihitung berdasarkan bentangan vertikal/horizontal life line di sistem tersebut.Sehingga perlu memeriksa presentase stretch pada produk produsen tertentu.Biasanya pada shock absorber lanyard, Pemanjangan vertikal ini sudah dimasukkan kedalam hitungan panjang absorber)

Faktor keamanan (SF):Faktor tambahan keamanan untuk memastikan bahwa ada ruang bebas dibawah area kerja. Variabel ini harus setidaknya satu kaki, tetapi dapat memastikan jarak tersebut adalah area nyaman.

Jarak Jatuh aman (JA) : jarak aman terjatuh saat bekerja diketinggian yang dihitung dari jarak anchor hingga lantai kerja dibawah lantai dimana kita bekerja.

Sebagai ilustrasi, kita akan menggunakan peralatan berikut:
. Full Body Harness (non-elastis)
. 6 'Absorber lanyard / 1,8 meter
. Anchorage Connector permanen (seperti D-Plate yang di full weld ke struktur I-Beam)

Figure 1

Kita melihat seorang pekerja dengan 6 ' Absorber Lanyard pada Platform. Dalam contoh ini, mari kita asumsikan bahwa titik anchor 2 'di atas D-ring harness. Dan 1 ' titik lanyard berada di diatas D-ring (kepala kita) , 1 ' dikurangi dari Jarak Jatuh bebas. Tinggi pekerja 5,8' maka :
JB : Jatuh Bebas = 1,8 meter / 6 ' - 30 cm / 1 '
JP : Jarak Perlambatan = 1 meter / 3,5 '
H  : Harness Effect = 30 cm / 1 '
V  : Perpanjangan vertikal =  0 (sudah termasuk dalam absorber, anchor permanen)
SF : Safety Factor = 1 meter  / 3,5 '
TB : Tinggi badan = 170 cm / 5,8'

TJ = JB + JP + H + V + SF 
TOTAL JARAK JATUH = 1,5 + 1 + 0,3 + 0 + 1 = 3,8 meter 
Jika pekerja dengan tinggi badan 170 cm, maka total jarak jatuh aman adalah
JA = TJ + TB
     3,8 + 1,7 = 4,5 meter

Pertanyaan....
Bagaimana jika tinggi lantai kerja hanya 1,8 meter (Scaffolding 1 frame)?
    Jawaban : Gunakan lanyard tanpa absorber dengan panjang 1,2 meter / 4 ' . dan safety faktor sebesar 0,5

   TJ = 0,9+0+0,3+0+0,5 = 1,7 meter
   JA = 1,7 + 1,7 = 3,4

Pastikan anchor tetap berada diatas kita dengan ketinggian 3,4 meter (2 frame (3,6 meter) -  Frame scaffolding)

Bersambung....